Tahukan Model Pembelajaran Discovery Learning?
Nah,
bagaimana sih jika dipadu padankan dengan fitur-fitur yang tersedia di Portal Rumah
Belajar?
Hai sahabat rumah
belajar. Hari ini kak Gusti Ayu Devita Sari, S.Pd akan berbagi mengenai Penerapan
Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di Portal Rumah Belajar.
Apa ya Model Pembelajaran
Discovery Learning? Model Pembelajaran Discovery Learning adalah aktivitas
pembelajaran di mana materi disampaikan secara langsung kepada peserta didik. Selanjutnya
peserta didik dianjurkan untuk mengelola materi tersebut secara mandiri, mereka
harus bisa menemukan konsep berdasarkan data atau informasi dengan cara
penelitian (Kurniasih, 2014: 64).
Bagaimana jenis dan bentuk Discovery
Learning? Menurut Suprihatiningrum (2014:244), terdapat dua cara dalam pembelajaran
penemuan (Discovery Learning), yaitu:
- Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery
Learning) yakni pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau
arahan.
- Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
Discovery Learning) yakni pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai
fasilitator dalam proses pembelajarannya.
Bentuk pembelajaran Discovery Learning dapat
dilaksanakan dalam komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah bergantung
pada besarnya kelas, yang dijelaskan lebih detail sebagai berikut (Oemar
Hamalik, 2009:187):
- Sistem satu arah. Pendekatan satu arah
berdasarkan penyajian satu arah yang dilakukan guru. Struktur penyajiannya
dalam bentuk usaha merangsang siswa melakukan proses discovery di depan
kelas. Guru mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah
tersebut melalui langkah-langkah discovery.
- Sistem dua arah. Sistem dua arah melibatkan siswa
dalam menjawab pertanyaanpertanyaan guru. Siswa melakukan discovery,
sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat atau benar.
Bagimana karakteristik dan tujuan Discovery Learning? Menurut Hosnan (2014), ciri atau
karakteristik Discovery Learning adalah (1) mengeksplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, mengabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)
berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.
Sedangkan menurut Bell, metode Discovery
Learning meliliki tujuan melatih siswa untuk mandiri dan kreatif, antara lain
sebagai berikut (Hosnan, 2014):
- Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa
partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan
digunakan.
- Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa
belajar menemukan pola dalam situasi konkrit mauun abstrak, juga siswa
banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
- Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya
jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
- Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa
membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain.
- Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
- Keterampilan yang dipelajari dalam situasi
belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk
aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
Apa saja kelebihan dan kekurangan Discovery Learning? Suherman, dkk (2001:179) menyebutkan
terdapat beberapa kelebihan atau keunggulan Discovery Learning, yaitu:
- Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab
ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
- Peserta didik memahami benar bahan pelajarannya,
sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan
cara ini lebih lama untuk diingat.
- Menemukan sendiri bisa menimbulkan rasa puas.
Kepuasan batin ini mendorongnya untuk melakukan penemuan lagi sehingga
minat belajarnya meningkat.
- Peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan
metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai
konteks.
- Melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar
sendiri.
Sedangkan menurut Kurniasih, dkk (2014:64-65), Discovery
Learning juga memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan, antara lain sebagai
berikut:
- Discovery menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar. Bagi peserta didik yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
- Discovery tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta
didik yang banyak, karna membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori untuk pemecahan masalah lainnya.
- Harapan-harapan yang terkandung dalam Discovery
dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah terbiasa
dengan cara-cara belajar yang lama.
- Pengajaran Discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
- Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang
fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh peserta didik.
- Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk
berfikir yang akan ditemukan oleh peserta didik karena telah dipilih
terlebih dahulu oleh guru.
Bagaimana sintaks
Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di Portal Rumah Belajar?
1.
Stimulation
Pada tahap
ini peserta didik diarahkan untuk menonton sebuah video pembelajaran “Mengenal Resensi
dalam Bahasa Indonesia” yang ada di youtube dengan membagikan link di Grup Whatsapp
Bahasa Indonesia Kelas XI TKR 1.
2.
Problem Statement
Pada tahap
ini peserta didik diminta mengidentifikasi informasi dari video pembelajaran
yang ditonton.
3.
Data Collection
Pada tahap
ini (pengumpulan data), peserta didik diarahkan menuju Portal Rumah Belajar
untuk mengunduh Buku Sekolah Elektronik dan menyarankan fitur Sumber Belajar,
sehingga peserta didik memperoleh berbagai materi yang relevan dengan materi
pembelajaran.
4.
Data Processing
Pada tahap
ini peserta didik memproses data atau informasi yang telah diperoleh.
5.
Verification
Pada tahap
ini peserta didik diminta memverifikasi data atau informasi yang telah
diperoleh secara lisan ataupun tulisan.
6.
Generalization
Pada tahap
akhir yaitu penarikan kesimpulan.
Sahabat,
untuk penugasan peserta didik diminta membuat sebuah resensi buku kumpulan
cerpen yang berjudul “Di Balik Rona Purnama” yang terdapat pada fitur Karya
Bahasa dan Sastra di Portal Rumah Belajar.
Bagaimana? Sudah paham kan? Yuk coba terapkan Model Pembelajaran
Discovery Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan memanfaatkan
fitur-fitur yang tersedia di Portal Rumah Belajar. Salam Rumah Belajar!
Daftar Pustaka
- Hosnan, M.
2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
- Kurniasih,
Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep
dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
- Suprihatiningrum,
Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
- Hamalik,
Omar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar mengajar
Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo
- Suherman,
Erman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jica.
Komentar
Posting Komentar