Bagaimana ya belajar Sastra dengan menyenangkan?
Mau tahu?
Halo sahabat rumah belajar. Apa kabarnya
hari ini? Semoga tetap semangat menjalani hari walaupun masih di rumah saja ya.
Kali ini saya kak Gusti Ayu Devita Sari, S.Pd akan berbagi sedikit pengalaman mengenai
PJJ atau BDR. Sahabat rumah belajar, tentunya banyak sekali model pembelajaran
yang dapat digunakan oleh kita sebagai guru untuk menciptakan PJJ atau BDR yang
menyenangkan. Salah satunya saya menerapkan atau mengimplementasikan Model
Moody dalam Pembelajaran Sastra dengan memanfaatkan fitur Karya Bahasa dan
Sastra yang ada di Portal Rumah Belajar.
Nah, apa itu Model Moody? Model Moody adalah
model pembelajaran sastra yang dikemukakan oleh H.L.B Moody dalam bukunya yang
berjudul The Teaching of Literature. Dalam Model Moody, peserta didik harus
mengalami langsung dalam berhubungan dengan karya sastra. Guru tidak boleh
menjadi perantara pengalaman tersebut, melainkan harus berperan sebagai
fasilitator peserta didik dalam menentukan pengalaman sastranya.
Tapi apa ya fitur Karya Bahasa dan Sastra?
Fitur Karya Bahasa dan Sastra merupakan salah satu fitur pendukung yang ada di Portal
Rumah Belajar. Fitur tersebut berisi buku-buku antologi puisi, cerpen, legenda,
dan karya sastra lainnya. Sahabat, perlu diingat kembali ya bahwa fitur-fitur
yang ada di Portal Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis,
tanpa berbatas waktu.
Bagaimana sintaks Model Moody dalam Pembelajaran
Sastra dengan memanfaatkan fitur Karya Bahasa dan Sastra?
1.
Pelacakan Pendahuluan
Pada tahap ini peserta didik diarahkan ke Portal Rumah Belajar dengan mengetikkan belajar.kemdikbud.go.id pada browser atau mendownload aplikasi Rumah Belajar yang tersedia di Play Store.
Setelah itu, peserta didik diarahkan langsung menuju
fitur Karya Bahasa dan Sastra dan dipersilakan memilih cerpen yang akan ia
baca. Kemudian peserta didik diminta untuk melakukan pelacakan pendahuluan
seperti nama pengarang, penerbit, tahun terbit, kota terbit, jenis buku, jumlah
halaman, dll.
2.
Penentuan Sikap
Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk menentukan apa yang ingin ia lacak dari
cerpen tersebut. Misalnya peserta didik akan melacak tema, tokoh, alur, latar,
sudut pandang, amanat, gaya bahasa ataupun nilai-nilai yang terkandung dalam
cerpen.
3.
Introduksi
Pada
tahap ini peserta didik menyajikan hasil awal atau memberikan gambaran sepintas
tentang apa yang ia baca, kemudian dituangkan secara lisan ataupun tulisan
kepada guru.
4.
Penyajian
Pada
tahap ini peserta didik menyajikan apresiasi ia pelajari secara lisan.
5.
Diskusi
Pada
tahap ini peserta didik mendiskusikan hasil apresiasinya bersama dengan
teman-teman.
6.
Pengukuhan
Pada
tahap akhir, guru melakukan pengukuhan terhadap hasil belajar peserta didik.
Bagaimana? Mudahkan? Boleh dicoba ya
sahabat. Nah yang saya sukai dari Model Moody adalah peserta didik dapat melakukan
apa saja yang ingin ia lakukan terhadap karya sastra, tanpa campur tangan oleh
guru. Peserta didik bebas dalam mengapresiasi sastranya. Karena terkadang peserta
didik terlihat tidak bersemangat ketika dihadapkan dengan sebuah karya sastra
seperti cerpen apalagi novel yang mengharuskan membaca dari awal sampai habis. Dipadu
padankan pula dengan belajar menggunakan fitur Karya Bahasa dan Sastra yang ada
di Portal Rumah Belajar. Peserta didik bisa membaca cerpen di mana saja dan
kapan saja. Tentunya dengan tampilan fitur yang menarik.
Yuk coba terapkan Model Moody dalam Pembelajaran
Sastra dengan memanfaatkan fitur Karya Bahasa dan Sastra yang ada di Portal
Rumah Belajar. Salam Rumah Belajar!
Komentar
Posting Komentar